ASKEP PADA LEUKEMIA
KONSEP PENYAKIT
I . PENGERTIAN :
Leukemia
adalah penyakit neoplastik yang ditandai oleh proliferasi abnormal dari sel-sel
hematopoietik ( syvia A. Price , 1994 ).
Leukemia adalah proliferasi tak
teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang menggantikan elemen
sum-sum tulang normal ( Smeltzer, 2002 ).
II.
KLASIFIKASI LEUKEMIA
A . LEUKEMIA
MIELOGENEUS AKUT ( LMA )
Mengenai
SEL STEM HEMATOPOIETIK,yang akan berdiferensiasi kesemua sel: monosit,
granulosit, eritrosit, trombosit.
Dapat
mengenai semua kelompok usia,insiden meningkat seiring bertambahnya usia.
Leukemia non limfositik yang
paling sering terjadi.
B. LEUKEMIA MIELOGENUS KRONIS ( LMK )
Keganasan sel
stem mieloid
Manifestasi
mirip LMA, tanda & gejala lebih ringan, pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun,peningkatan
lekosit bisa sampai sangat tinggi, Splenomegali.
jarang terjadi
pada usia di bawah 20 tahun.
C. LEUKEMIA LIMFOSITIK AKUT ( LLA )
Proliferasi
ganas limfoblast
sering terjadi
pd anak-anak, puncak insiden usia 4 th,
laki-laki lebih banyak Manifestasi limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum
tulang dan
jaringan perifer, sehingga mengganggu sel normal.
D. LEUKEMIA LIMFOSITIK KRONIS ( LLC )
Kelainannya
ringan mengenai
individu usia 50 – 70 th. Tidak menunjukkan gejala, terdiagnosa saat
pemeriksaan fisik atau penanganan penyakit lain.
III.ETIOLOGI
Penyebab Pasti
belum dapat diketahui.
Faktor
Predisposisi :
1. Faktor
Genetik : terjadinya perubahan struktur gen ( T- Cell Leukemia-Lymphoma Virus /
HTLV )
2. Radiasi
Ionisasi : lingkungan kerja, prenatal, pengobatan kanker sebelumnya.
3. Terpapar zat
kimia ( arsen, benzen, kloramfenikol, fenilbutazon, agen anti neoplastik )
4. Obat-obat
imunosupresif, obat karsinogen (diethylstilbestrol)
5. Heriditer
6. Kelainan
kromosom : sindrom Bloom ᾽s, Trisomi 21, Trisomi G (
sindrom Klinefelter ᾽s ), sindrom Fanconi ᾽s,
Kromosom Philadelphia +, Telangiektasis Ataksia.
IV.
PATOFISIOLOGI
BONE MARROW
digantikan oleh tumor maligna
→ Sel blast
imatur
Proliferasi sel
blast berlebih → terganggunya produksi eritrosit dan platelet → anemia &
trombositopenia → mempengaruhi sistem retikulo endoteleal → g3an sitem
pertahanan tubuh → mudah infeksi → manifestasi akan tampak gagalnya bone marrow
dan infiltrasi organ → depresi sumsum tulang → penurunan lekosit, eritrosit,
pembekuan, peningkatan tekanan jaringan.
Infiltrasi extra
modular akan berakibat terjadinya hepatomegali, splenomegali, pembesaran limfe,
nodus limfe, nyeri persendian.
Tanda &
Gejala
- Pilek tidak sembuh-sembuh
- Pucat, lesu, mudah terstimulasi
- Demam & anoreksia
- BB menurun
- Ptechiae, memar tanpa sebab
- Nyeri abdomen
- Limphadenopathy
- Hepatosplenomegali
- Nyeri sendi / sakit tulang
- Lesi purpura pada kulit
- Efusi pleura
- Kejang pada leukemia serebral
Penataksanaan
Medik
- Kemoterapi
:
- Fase induksi : 4 – 6 mgg setelah terdiagnosa diberikan
kortikosteroid, vincristin & L-asparaginase berhasil
tanda-tanda berkurang, jumlah muda kurang dari 5%.
- Fase
profilaksis sistem saraf pusat
- mencegah invasi sel leukemia ke otak.
- obat yg diberikan : methotrexate, cytarabine
& hydrocortison melalui intrathecal.
- Iradiasi cranial dilakukan pada pasien yg
mengalami gangguan sistem saraf pusat.
- c. Konsolidasi
- untuk mempertahankan remisis & mengurangi
jumlah sel leukemia yang beredar dalam tubuh
- kombinasi obat
- pemeriksaan darah lengkap secara berkala
- Jika terjadi supresi sumsum tulang maka th/
dihentikan atau dosis di kurangi
2. Program th/
a. Memperbaiki keadaan umum :
*
transfusi PRC , Trombosit ( trombosit < 10.000/mm³
)
*
pemberian antibiotik profilaksis.
b. Pengobatan spesifik
mengatasi
sel-sel abnormal
* induksi untuk mencapai
remisi ( di berikan kemoterapi ) utk mengurangi sel-sel blastosit
sampai 5%
* intensifikasi
* th/ rumatan
c. Pengobatan imunologik ( th/
dihentikan setelah 3 thn remisi )
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
I.
PENGKAJIAN
1.
Data biografi
2.
riw kesehatan
a.
Riw kes sekarang : lemah, lelah, pucat, sakit kepala,anoreksia, muntah,sesak
nafas, nafas cepat.
b.
Riw penyakit : kaji adanya anemia, leucopenia, trombositopenia, invasi ekstra
medula, pembesaran testis,hipertensi,gagal ginjal,inflamasi di sekitar
rectal,nyeri
c. Riw kes klg :
adanya faktor heriditer, gangguan hematologi.
II. Riw kebiasaan sehari-hari :
perbedaan pola aktifitas
III .Psikososial : psikologi, sosial ekonomi
IV .Data penunjang :
a.
Data laboratorium :
*
anemia normokrom normositer
*
lekosit >15.000/mm³
*kelainan
pada kromosom
*Hb dibawah nilai normal
*
trombosit< normal
*
PT/PTT memanjang
*copper
serum meningkat
*
zink serum menurun
DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Resiko infeksi b.d menurunnya sistem pertahanan
tubuh
- Intoleransi aktifitas b.d kelemahan akibat
anemia
- Resiko terhadap cedera : perdarahan b.d
penurunan jumlah t5rombosit
- Resti kurang volume cairan b.d mual dan muntah
- Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis b.d
efek samping agen kemoterapi
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b.d anoreksia, malaise, mual, muntah, efek samping kemoterapi, stomatitis
- Nyeri b.d efek fisiologis dari leukemia
- Kerusakan integritas kulit b.d kemoterapi,
radiasi, imobilisasi
- Gangguan gambaran diri b.d alopesia
- Perbahan proses keluarga
INTERVENSI KEPERAWATAN
Resiko Infeksi b.d menurunnya
sistem pertahanan tubuh
Tujuan : pasien terbebas
dariinfeksi
Kriteria hsil : normotermi, hasil
kultur negatif, peningkatan penyembuhan
Intervensi :
1.
Pantau suhu tubuh
R/
mendeteksi kemungkinan infeksi
2.
Tempatkan klien dlm ruang kusus
R/
meminimalkan dari paparan infeksi
3.
Anjurkan semua pengunjung & pemberi
asuhan melakukan cuci tangan dengan tehnik yg benar
R/
meminimalkan pajanan pada infeksi
4.
Gunakan tehnikaseptik yang benar untuk
semua prosedur invasif
R/
mencegah kontaminasi silang
5.
Monitor adanya infeksi pada area
penusukan jarum, ulserasi mukosa, masalah gigi
R/
intervensi dini penanganan infeksi
6.
Bersihkan & rawat rongga mulut
R/
mulut media yg baik utk pertumbuhan MO
7.
Berikan periode istirahat tanpa gangguan
R/
menambah energi utk penyembuhan & regenerasi sel
8.
Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia
R/
Mendukung pertahanan alami tubuh
9.
Berikan antibiotik sesuai ketentuan
R/
sebagai profilaksis / pengobatan infeksi khusus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar