Senin, 03 Juni 2013

ASKEP PADA LEUKEMIA

ASKEP PADA LEUKEMIA
KONSEP PENYAKIT
I . PENGERTIAN :
Leukemia adalah penyakit neoplastik yang ditandai oleh proliferasi abnormal dari sel-sel hematopoietik ( syvia A. Price , 1994 ).
            Leukemia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal ( Smeltzer, 2002 ).

II. KLASIFIKASI LEUKEMIA
A . LEUKEMIA MIELOGENEUS AKUT ( LMA )
           Mengenai SEL STEM HEMATOPOIETIK,yang akan berdiferensiasi kesemua sel: monosit, granulosit, eritrosit, trombosit.
           Dapat mengenai semua kelompok usia,insiden meningkat seiring bertambahnya   usia.
Leukemia non limfositik yang paling sering   terjadi.
B. LEUKEMIA MIELOGENUS KRONIS ( LMK )
          Keganasan sel stem mieloid
Manifestasi mirip LMA, tanda & gejala lebih ringan, pasien menunjukkan tanpa   gejala selama bertahun-tahun,peningkatan lekosit bisa sampai sangat tinggi, Splenomegali.
jarang terjadi pada usia di bawah 20 tahun.
C. LEUKEMIA LIMFOSITIK AKUT ( LLA )
Proliferasi ganas limfoblast
sering terjadi pd anak-anak, puncak insiden usia 4 th, laki-laki lebih banyak Manifestasi limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer, sehingga mengganggu sel normal.

D. LEUKEMIA LIMFOSITIK KRONIS ( LLC )
Kelainannya ringan mengenai individu usia 50 – 70 th. Tidak menunjukkan gejala, terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau penanganan penyakit lain.
III.ETIOLOGI
Penyebab Pasti belum dapat diketahui.
Faktor Predisposisi :
1. Faktor Genetik : terjadinya perubahan struktur gen ( T- Cell Leukemia-Lymphoma Virus / HTLV )
2. Radiasi Ionisasi : lingkungan kerja, prenatal, pengobatan kanker sebelumnya.
3. Terpapar zat kimia ( arsen, benzen, kloramfenikol, fenilbutazon, agen anti neoplastik )
4. Obat-obat imunosupresif, obat karsinogen (diethylstilbestrol)
5. Heriditer
6. Kelainan kromosom : sindrom Bloom s, Trisomi 21, Trisomi G ( sindrom Klinefelter s ), sindrom Fanconi s, Kromosom Philadelphia +, Telangiektasis Ataksia.
IV. PATOFISIOLOGI
BONE MARROW digantikan oleh tumor maligna
→ Sel blast imatur
Proliferasi sel blast berlebih → terganggunya produksi eritrosit dan platelet → anemia & trombositopenia → mempengaruhi sistem retikulo endoteleal → g3an sitem pertahanan tubuh → mudah infeksi → manifestasi akan tampak gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ → depresi sumsum tulang → penurunan lekosit, eritrosit, pembekuan, peningkatan tekanan jaringan.
Infiltrasi extra modular akan berakibat terjadinya hepatomegali, splenomegali, pembesaran limfe, nodus limfe, nyeri persendian.



Tanda & Gejala
  1. Pilek tidak sembuh-sembuh
  2. Pucat, lesu, mudah terstimulasi
  3. Demam & anoreksia
  4. BB menurun
  5. Ptechiae, memar tanpa sebab
  6. Nyeri abdomen
  7. Limphadenopathy
  8. Hepatosplenomegali
  9. Nyeri sendi / sakit tulang
  10. Lesi purpura pada kulit
  11. Efusi pleura
  12. Kejang pada leukemia serebral

Penataksanaan Medik
  1. Kemoterapi :
  1. Fase induksi : 4 – 6 mgg setelah terdiagnosa diberikan kortikosteroid, vincristin & L-asparaginase berhasil tanda-tanda berkurang, jumlah muda kurang dari 5%.
  2.  Fase profilaksis sistem saraf pusat
  3. mencegah invasi sel leukemia ke otak.
  4. obat yg diberikan : methotrexate, cytarabine & hydrocortison melalui intrathecal.
  5. Iradiasi cranial dilakukan pada pasien yg mengalami gangguan sistem saraf pusat.
  6. c. Konsolidasi
  7. untuk mempertahankan remisis & mengurangi jumlah sel leukemia yang beredar dalam tubuh
  8. kombinasi obat
  9. pemeriksaan darah lengkap secara berkala
  10. Jika terjadi supresi sumsum tulang maka th/ dihentikan atau dosis di kurangi

2. Program th/
            a. Memperbaiki keadaan umum :
                 * transfusi PRC , Trombosit ( trombosit <                         10.000/mm³ )
                 * pemberian antibiotik profilaksis.
            b. Pengobatan spesifik
                mengatasi sel-sel abnormal
                        * induksi untuk mencapai remisi ( di berikan kemoterapi ) utk mengurangi sel-sel                                    blastosit sampai 5%
                        * intensifikasi
                        * th/ rumatan
            c. Pengobatan imunologik ( th/ dihentikan setelah 3 thn remisi )

KONSEP DASAR KEPERAWATAN
       I.            PENGKAJIAN
            1. Data biografi
            2. riw kesehatan
                        a. Riw kes sekarang : lemah, lelah, pucat, sakit kepala,anoreksia, muntah,sesak
                            nafas, nafas cepat.
                        b. Riw penyakit : kaji adanya anemia, leucopenia, trombositopenia, invasi             ekstra  
                               medula, pembesaran testis,hipertensi,gagal ginjal,inflamasi di sekitar
                               rectal,nyeri
                       c. Riw kes klg :  adanya faktor heriditer, gangguan hematologi.
II.  Riw kebiasaan sehari-hari : perbedaan pola aktifitas
III .Psikososial : psikologi, sosial ekonomi
IV .Data penunjang :
            a. Data laboratorium :
                        * anemia normokrom normositer
                        * lekosit >15.000/mm³
                        *kelainan pada kromosom
                        *Hb  dibawah nilai normal
                        * trombosit< normal
                        * PT/PTT memanjang
                        *copper serum meningkat
                        * zink serum menurun
DIAGNOSA KEPERAWATAN
  1. Resiko infeksi b.d menurunnya sistem pertahanan tubuh
  2. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan akibat anemia
  3. Resiko terhadap cedera : perdarahan b.d penurunan jumlah t5rombosit
  4. Resti kurang volume cairan b.d mual dan muntah
  5. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis b.d efek samping agen kemoterapi
  6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, malaise, mual, muntah, efek samping kemoterapi, stomatitis
  7. Nyeri b.d efek fisiologis dari leukemia
  8. Kerusakan integritas kulit b.d kemoterapi, radiasi, imobilisasi
  9. Gangguan gambaran diri b.d alopesia
  10. Perbahan proses keluarga
INTERVENSI KEPERAWATAN
Resiko Infeksi b.d menurunnya sistem pertahanan tubuh
Tujuan : pasien terbebas dariinfeksi
Kriteria hsil : normotermi, hasil kultur negatif, peningkatan penyembuhan
Intervensi :
1.      Pantau suhu tubuh
            R/ mendeteksi kemungkinan infeksi
2.      Tempatkan klien dlm ruang kusus
            R/ meminimalkan dari paparan infeksi
3.      Anjurkan semua pengunjung & pemberi asuhan melakukan cuci tangan dengan tehnik yg benar
            R/ meminimalkan pajanan pada infeksi
4.      Gunakan tehnikaseptik yang benar untuk semua prosedur invasif
            R/ mencegah kontaminasi silang
5.      Monitor adanya infeksi pada area penusukan jarum, ulserasi mukosa, masalah gigi
            R/ intervensi dini penanganan infeksi
6.      Bersihkan & rawat rongga mulut
            R/ mulut media yg baik utk pertumbuhan MO
7.      Berikan periode istirahat tanpa gangguan
            R/ menambah energi utk penyembuhan & regenerasi sel
8.      Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia
            R/ Mendukung pertahanan alami tubuh
9.      Berikan antibiotik sesuai ketentuan
            R/ sebagai profilaksis / pengobatan infeksi khusus.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar